Powered By Blogger

Sabtu, 12 Mei 2012

Mengganti Kabel Rem dan Menyetel Rem Tangan


Mengganti Kabel Rem dan Menyetel Rem Tangan

       Gejala
a.       Rem tangan sulit diaktifkan.
b.      Jarak tarik rem tangan terlalu tinggi.
      Analisa
a.       Kabel rem tangan berkarat.
b.      Setelan rem tangan kurang.
c.       Kabel rem tangan macet.
       Tujuan
a.       Rem tangan mudah diaktifkan.
b.      Jarak tarik rem tangan sesuai dengan keinginan pengemudi.
       Alat dan Bahan
a.        Kunci Kombinasi.
b.      Kunci roda.
c.      Car lift.

 


     Langkah Kerja
a.       Pembongkaran
1.      Memposisikan kendaraan pada carlift.
2.      Mengendorkan baut pengikat roda belakang sebelah kanan.
3.      Menaikan carlift.
4.      Melepas baut pengikat roda dan melepas ban.
5.      Melepas tromol.
6.      Melepas sambungan rem tangan pada tromol.
7.      Mengendorkan mur penyetel pada brake equalizer.
8.      Melepas kabel rem tangan dari brake equalizer.
9.      Melepas kabel rem tangan dari karet pelindungnya.
10.  Mengganti kabel rem tangan dengan yang baru.
11.  Memberi minyak pelumas kedalam karet pelindung.
12.  Memasang kabel rem tangan lalu menggerakannya keluar- masuk hingga minyak keluar dari ujung lain karet pelindung.
13.  Memasang kabel rem pada brake equalizer.
14.  Memasang kabel rem tangan pada tromol. 
15.  Mengencangkan mur penyetel pada brake equalizer.
16.  Memasang tromol kembali.
17.  Membuka box rem tangan pada kabin dengan melepas bautnya.
18.  Menarik tuas rem tangan hingga ketinggian tertentu sesuai keinginan pengemudi.
 19.  Memutar mur penyetel rem tangan, memutar kekanan untuk merendahkan dan memutar kekiri untuk meninggikan jarak tarik tuas rem.
               

b.      Pemasangan
1.      Menutup kembali box rem tangan pada kabin.
2.      Memasang kembali baut pengunci box rem tangan.
3.      Memasang ban belakang.
4.      Memasang baut pengikat roda.
5.      Menurunkan carlift.
6.      Mengencangkan baut pengikat roda.
7.      Test drive.

Rabu, 11 April 2012

mengganti tali kipas dan waterpump


  Mengganti Tali Kipas dan Water Pump

A.    Gejala
a.   Aliran pendingin tidak stabil
b.   Air pedingin cepat habis
c.   Pengisian tidak stabil
B.     Analisa Kerusakan
      a.   Tali kipas kendor
      b.   Tali kipas aus
      c.   Pompa rusak
      d.   Tutup radiator rusak
C.     Tujuan
      a.   Dapat menganalisa kerusakan dari pompa air
      b.   Dapat memperbaiki kerusakan tersebut dengan baik.
D.    Alat dan bahan
      a.   Water pump
      b.   Tali kipas
      c.   Kunci kombinasi 12,14 mm
      d.   Obeng (+) dan (-)
E.     Langkah Kerja
      a.   Langkah Pelepasan
1.   Membuka kap atau tutup depan mobil
2.   Membuang air radiator
a.   Menyemprotkan udara pada system pendinginan agar air pendingin menjadi dingin.
b.   Menempatkan penampung air dibawah radiator.
c.   Mengendorkan tap atau sumbat dibawah radiator dan melepasnya.
3.   Melepas selang radiator
      a.   Membuka klem-klem jenis pegas seperlunya.
      b.   Mengendorkan klem-klem jenis kawat dengan kunci kombinasi
      c.   Menarik selang radiator dari dudukan rumah thermostat dan rumah pompa.
 Selang radiator

4.   Melepas tali kipas
      a.   Mengendorkan beberapa putaran baut penyetel alternator.
      b.   Menarik tali kipas diantara puly poros engkol dan pompa air.
c.   Mendorong alternator kea rah mesin sejauh mungkin, sehingga tali kipas akan mengendor.
d.   Melepas tali kipas dari puly alternator, kemudian dari puly pompa air dan puly poros engkol.
 Tali kipas

5.   Melepas alternator
      a.   Melepas baut penyetel dari alternator
      b.   Melepas baut pengunci alternator
      c.   Angkat alternator dan turunkan dari dudukannya dan letakkan pada tempat yang aman.
 Altenator
6.   Melepas pompa air
      a.   Mengendorkan baut-baut pompa secara menyilang
      b.   Melepas pompa dari dudukannya.
 Pompa air
b.   Langkah Pemeriksaan
1.   Memeriksa secara visual kondisi fisik pompa. Apakah ada keretakan atau tidak, jika ada harus diganti.
      Hasil Pemeriksaan : pompa sudah retak pada bagian yang selang masuk.
2.      Membongkar konstruksi pompa air dan memeriksa konstruksinya. 
a.       Melepas baut penutup sirip-sirip pompa
b.      Melepas pompa menggunakan palu atau menggunakan alat pres.
c.       Memeriksa kondisi fisik dari komponen-komponen pompa
3.      Memeriksa tali kipas
a.       Dari keretakan
      Membalik tali kipas dan melengkungkan, lihat pada ujung-ujung tali apakah terdapat keretakan apa tidak.
      Hasil pemeriksaan : kondisi ujung tali kipas sudah retak.
b.      Memeriksa dari keausan
      Membalik tali kipas, memasukkan ujung tali kipas pada puly alternator dan lihat celah antara puly dan tali kipas.
      Hasil pemeriksaan : tali kipas sudah aus.
c.       Langkah pemasangan dan penyetelan
1.   Memasang pompa air yang baru pada blok silinder dengan gasket yang baru.
a.       Membersihkan siller pada gasket dan permukaan bibir pompa.
b.      Memasang pompa air dengan mengencangkan baut secara menyilang dan merata.
2.      Memasang alternator
a.       Mengangkat alternator dan memasang pada dudukannya.
b.      Memasang baut pengunci alternator ke blok silinder
c.       Memasang baut penyetel alternator.
3.      Memasang tali kipas
a.       Memasang tali kipas pada puly poros engkol dan puly pompa air kemudian pada puly alternator.
b.      Mengencangkan baut penyetel ketegangan tali kipas jangan sampai alternator tidak dapat ditarik ke belakang.
c.       Masukkan pengungkit diantara blok silinder dan alternator, kemudian ungkit alternator ke belakang.
d.      Mengencangkan baut penyetel.
e.       Menyetel ketegangan tali kipas dengan alat.
1.         Memasang alat tes pada tali kipas antara puly pompa air dan alternator.
2.         Tekan alat tersebut hingga tekanan 10 kg.
3.         Tegangan tali harus kurang dari 10 mm.
4.      Memasang selang radiator
a.       Menghubungkan selang dari radiator ke pompa air dan kencangkan klem-klemnya.
b.      Menghubungkan selang dari radiator ke rumah thermostat dan memasang klem-klemnya.
c.       Mengisi air radiator dan menutupnya.

Senin, 05 Desember 2011


Beda CDI dan TIS
Pengatur timing pengapian tidak hanya menggunakan CDI (Capasitor Discharge Injection), kini sudah ada TIS ( Transistor Ignition System). Secara fungsi sama-sama mengatur timing pengapian tapi prinsip kerja dan komponen elektronik pendukung berbeda. Sistem CDI menggunakan kapasitor sebagai penampung tegangan yang di umpan menuju koil. Sedang TIS memanfaatkan transistor untuk mengumpan tegangan listrik ke koil. Namun koil yang digunakan berbeda. Antara koil CDI dan TIS tidak bisa saling tukar.
CDI sudah banyak diterapkan pada motor dari era 80-an, sedangkan TIS muncul di motor kecil Indonesia sejak Suzuki Thunder 125 muncul. Disusul supraX 125 PGMI-F1, Yamaha V-ixion, Suzuki Shogun 125 F1 dan kawasaki Ninja 250.
Jadi TIS sudah pasti digunakan untuk motor injeksi. Soalnya sistem CDI tidak bisa dicangkok pada ECU injeksi karena memberikan imbas listrik besar. Jadi, ECU untuk mengatur injeksi dan TIS untuk mengatur pengapian.
Sistem TIS yang dikembangkan di motor kecil paling sederhana dan boleh dikatakan sebagai generasi pertama. Generasi lebih canggih hanya digunakan untuk moge dan mobil.
Dengan begitu, bisa dikatakan TIS sistem pengapian masa depan. Karena di masa mendatang motor akan menggunakan injeksi dan pasti menggunakan TIS. Lebih jelas perbedaan antara CDI dan TIS mari bedah lebih dalam.
 
Capasitor Discharge Ignition (CDI)
Sudah pasti di dalamnya ada kapasitor sebagai penampung tegangan sebesar 300 volt dari hasil pembesaran tegangan 12 volt oleh travo inverter. Ini yang membuat imbas listrik besar karena di dalam kotak CDI terdapat tegangan lumayan besar. Makanya tidak bisa disatukan dengan ECU injeksi.





Faktor itu juga jika CDI tanpa bungkus bila dipegang akan menyetrum, juga lumayan rumit dalam pembuatan dan aplikasi.
Transistor Ignition System (TIS)
TIS menggunakan transistor secara langsung untuk menaikan tegangan dari 12 volt menjadi 35 kilo volt pada output koil. Berarti tidak menggunakan travo inverter. Sehingga tidak memberikan imbas listrik besar. Aman dipadukan dengan sisten ECU.Tanpa inverter yang menaikkan tegangan, tidak akan menyetrum meski bodi TIS tidak tertutup. Lebih menguntungkan lagi sederhana dalam pembuatannya.

PERBEDAAN CDI dan TCI
Sistem pengapian untuk mesin bisa di bangkitkan menggunakan beberapa metode, antara lain dengan CDI system atau TCI system. Aplikasi untuk mobil sudah tentu memanfaatka TCI dengan tegangan catu 12 volt.
TCI(Transistorized Controlled Ignition) menggunakan komponen driver transistor/sejenisnya untuk menswitch minus coil ke ground sesuai signal input yang masuk (Transistor sebagai switching). Dengan adanya switching pada kumparan primer koil sehingga membangkitkan GGL dan membangkitkan tegangan tinggi pada sekunder koil.
CDI(Capacitor discharge ignition) merupakan sistem pengapian yang memanfaatkan capasitor sebagai pemicu coil menghasilkan tegangan tinggi menuju busi, dengan adanya charge dan recharge pada kapasitor yang di switch oleh SCR menjadikan kapasitor menghantarkan tegangan sebagai penyulut koil untuk membangkitkan tegangan tinggi.
Dari segi fungsi sama yakni sebagai switching untuk membangkitkan tegangan tinggi koil, tetapi beda sistem internal, umumnya kita kenal cdi mobil, walau sebenarnya TCI istilah yang tepat buat cdi mobil.